Sabtu, 20 Oktober 2012

asuhan kebidanan pada masa klimakterium


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Gangguan – gangguan endokrin : kelenjar endokrin dikeluarkan oleh seluruh tubuh dan bertanggung jawab untuk mengontrol fungsi internal tubuh dan memproduksi banyak hormone, penyakit dan rasa sakit, yang berefek seperti glans yaitu pituitary, hipotalamus, tiroid dan adrenal mempunyai dampak yang signifikan pada seksual wanita. Hormone mengontrol produksi hormone lainnya yang mungkin menyebabkan ketidakpuasan seksual. ( 6 )
Pada dasarnya, fase – fase kehidupan seorang wanita berhubungan dengan fungsi organ reproduksinya. Wanita akan mengalami perubahan besar dalam tubuhnya sejak belum haid, haid dan berhenti haid. Hal ini akan mempengaruhi fisik maupun psikis seorang wanita secara keseluruhan. Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya sel telur dalan ovarium maka hormone estrogen dan progesterone juga mengalami peningkatan dan penurunan. Demikian seterusnya kerja ovarium mempengaruhi kerja organ reproduksi lainnya, termasuk hormin tubuh dalam siklus bulanan seorang wanita sampai berakhirnya masa reproduksi, yaitu menopause.
Pada masa premenopause, hormone pregesteron dan estrogen masih tinggi, tetapi semakin rendah ketika memasuki masa perimenopause dan postmenopause. Keadaan ini berhubungan dengan fungsi ovarium yang terus menurun. Secara endokrinologis. Masa klimakterium ditandai turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran godadotropin.
B.     Tujuan
Agar mahasiswa dapat memahami tentang klimakterium atau menopause. Memahami tanda-tanda terjadinya masa klimakterium atau menopause, serta dapat memberi asuhan yang tepat kepada klien sesuai kebutuhan yang dibutuhkan.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN
1.      Pengertian klimaterium
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi, berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun.
 Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif.
Gangguan neurovegetatif yang disebut juga gangguan vasomotorik dapat muncul sebagai gejolak panas ( hot flushes ), berkeringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, desing dalan telinga, tekanan darah yang goyah, berdrbar – debar, susah bernafas, jari – jari atrofi dan gangguan usus.
Ganggun psikis muncul dalam bentuk mudah tersinggung, depresi kelelahan, semangat berkurang dan susah tidur. Gangguan somatic, selain gangguan haid atau amenorrhea, mencakup pula kolpitis atrofikans, ektropium uretra, inkontinesia urin, disuria, desensus, prolaps, penyakit kulit klimakterik, osteoporosis, arthritis, oterosklerosis, skerosis koroner dan adipositas.

2.      Pengertian menopause
Menopause berasal dari bahasa Yunani yaitu Men Dan Pauseis yang menggambarkan berhentinya haid. Menurut kepustakaan abad 17 dan 18, menopause dianggap tidak berguna dan tidak menarik lagi.
Webster’s Ninth New Collgiate Dictionary mendefinisikan menopause sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 40 – 50 tahun. Menopause kadang-kadang juga dinyatakan sebagai masa berhentinya haid sama sekali.
Dapat didiagnosa setelah 1 tahun tidak mengalami menstruasi. Masa pancaroba ini disertai dengan gejala-gejala yang khas. Pada premenopause timbul kelainan haid, sedangkan dalam postmenopause terjadi gangguan vegetatif seperti:
·         panas,
·         berkeringat dan palpitari,
·         gangguan psikis berupa labilitas emosi
·         gangguan organis yang bersifat atrofi alat kandungan dan tulang.
Menopause dibedakan atas 2 :
1.      Menopause premature
·         Terhentinya haid pada umur 40 tahun
·         Terdapat gejal premenopause hot flushes, kenaikan gonadotropin
2.      Menopause terlambat
·         Berhentinya haid setelah umur 55 tahun
·         Terdapat gejala menopause
·         Kelainan organic pada masa menopause
Dengan rangsangan estrogen terus-menerus tanpa selingan progesterone memberikan peluang terjadinya keadaan patologis organ tujuan estrogen dalam bentuk :
a.       Perdarahan disfungsional semakin meningkat
b.      Terjadi perubahan alat genetalia menjadi tumor jinak; mioma uteri, polip endometrial, polip servikal
c.       Karsinoma korpus uteri
d.      Keganasan payudara
e.       Keganasan payudara

B.     Tanda-tanda awal dari klimaterium dan menopause
1.      Tanda awal klimaterium
Masa ini ditandai denngan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif. Yaitu;
·         Terjadi perubahan pada ovarium seperti sclerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks. Lalu henti haid.
·         Dan ditandai dengan turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin.

2.      Tanda awal menopause
·         Perubahan kejiwaan
 Perubahan yang dialami oleh wanita dengan menjelang menopause adalah; merasa tua, mudah tersinggunga, mudah kaget sehingga jantung berdebar, takut tidak bias memenuhi kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng. Keinginan seksual menurun dan sulit mencapai kepuasan (otgasme),  dan juga merasa tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu, merasa memberatkan keluarga dan orang lain.
·         Perubahan fisik
Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit menghilang sehingga kulit mengendor, sehingga jatuh dan lembek. Kulit mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam.pada kulit tumbuh bintik hitam, kelenjar kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput.
Karena menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat, dan mereabsorbsi sari makanan makin berkurang. Kerja usus halus yang semakin berkurang maka akan menimbulkan gangguan buang iar besar berupa obstipasi.
Perubahan yang terjai pada alat genetalia meliputi liang senggama terasa kering, lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi (infeksi kandung kemih dan liang senggama). Daerah sensitive makinsulit untuk dirangsang. Saat berhubungan seksual dapat menjadi nyeri.
Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormon paratiroid. Tulang mengalami pengapuran, artinya kalium menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang trutama terjadi pada persendian paha. 

C.    Gangguan klimaterium dan menopause
Gangguan pada klimakterium ialah
1.      Gangguan neurovegetatif, yang disebut juga gangguan vasomotorik dapat muncul sebagai gejolak panas (hot flushes), keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah, berdebar-debar, susah bernafas, jari-jari atrofi dan gangguan usus.
2.      Gangguan psikis muncul dalam bentuk mudah tersinggung, depresi, kelelahan, semangat berkurang, dan susah tidur. Gangguan somatic, selain gangguan haid atau amenorea, mencakup pula kolpitis atrofikans, ektropium treter, osteoporosis, atritis, aterosklerosis, sclerosis koroner, dan adipositas.
Gangguan menopause ialah
1.      Osteoporosis
2.      Penyakit jantung koroner
HDL ( Hight Density Lipoprotein ) atau kolesterol ‘baik’ yang tinggi pada wanita muda dipengaruhi oleh estrogen. Pada wanita muda, kadar HDL lebih tinggi daripada wanita tua. Perbedaan tersebut berlanjut sampai masa menopause. Sebaliknya, totak kolesterol dan LDL ( Low Density Lipoprotein ) atau lemak kolesterol ‘jahat’ lebih rendah pada wanita menopause. Setelah menopause, LDL meningkat dengan cepat.
Oleh karena itu, setelah menopause resiko terkena PJK ( penyakit jantung koroner )menjadi dua kali lipat pada wanita karena lemak golongan atherogenik (yang memproduksi lemak pada pembuluh arteri ) meningkat pada sekitar usia 60 tahun.
3.      Kanker
pada masa menopause terjadi proses degenerasi sehingga menyebabkan perubahan – perubahan tidak saja pada organ reproduksi jaga bagian tubuh lainnya. Salah satu proses degenerasi tersebut adalah penyakit kanker. Kondisi ini adalah suatu keadaan pertumbuhan jaringan yang abnormal.
4.      Darah tinggi
5.      Demensia Tipe Alzheimer ( pikun )
Selama periode pramenopause dan pascamenopause terjadi penurunan kadar hormone seks steroid. Penurunan ini menyebabkan beberapa perubahan neuroendokrin system susunan saraf pusat, maupun kondisi biokimiawi otak. Padahal, system susunan saraf pusat merupakan target organ yang penting bagi hormone seks steroid seperti estrogen. Pada keadaan ini terjadi proses degeneratif sel neuron (kesatuan saraf) pada hampir seluruh bagian otak, terutama didaerah yang berkaitan dengan fungsi ingatan.
6.      Gairah seks menurun
7.      Berat badan meningkat
Usia menopause terjadi peningkatan berat badan akibat turunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak. Selain pada usia ini, biasanya aktivitas tubuh berkurang, selain itu daya elastis kulit juga menurun, yang memudahkan lemak disimpan dalam tubuh.
8.      Perubahan kulit
Gangguan diatas dasarnya terjadi karena hormone estrogen yang mulai tertekan. (5,39-82)

D.    Manajemen kebidanan klimakterium dan menopause
Bagaimana bidan menghadapi masalah klimaterium di tengah masyarakat. Seperti dikemukakan bahwa hanya sekitar 25 % wanita mengeluh karena terjadi penurunan estrogen tubuh dan memerlukan tambahan hormon sebagai substitusi. Pemberian substitusi hormon tanpa diikuti pengawasan ketat adalah berbahaya, karena bidan dapat mengambil langkah :
·         Melakukan KIEM sehingga wanita denngan keluhan menopause dapat memeriksakan diri ke dokter puskesmas
·         Bidan berkonsultasi dengan dokter puskesmas atau dokter ahli
·         Setelah pengobatan, bidan dapat meneruskan pengawasan
·         Bidan dapat merujuk penderita ke Rumah Sakit

E.     Pengobatan dasar bagi klimakterium dan menopause meliputi :
Bagi klimakterium:
·         Psikoterapi
·         Sedativa, psikofarmaka
·         Balneoterapi ( pengaturan diet )
·         Substitusi hormonal ( 3,98 )

Bagi menopause:
·         Terapi Sulih Hormon ( TSH )
·         Olah raga meningkatkan kebugaran dan kesehatan
·         Nutrisi
·         Kalori
·         Gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, asupan serat, air)
·         Gaya hidup
·         Pemeriksaan kesehatan
·         Meningkatkan kehidupan religi.



























BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi, berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun.
Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif.
Gangguan neurovegetatif yang disebut juga gangguan vasomotorik dapat muncul sebagai gejolak panas ( hot flushes ), berkeringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, desing dalan telinga, tekanan darah yang goyah, berdrbar – debar, susah bernafas, jari – jari atrofi dan gangguan usus.
Sedangkan Menopause berasal dari bahasa Yunani yaitu Men Dan Pauseis yang menggambarkan berhentinya haid. Menurut kepustakaan abad 17 dan 18, menopause dianggap tidak berguna dan tidak menarik lagi.
Webster’s Ninth New Collgiate Dictionary mendefinisikan menopause sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 40 – 50 tahun. Menopause kadang-kadang juga dinyatakan sebagai masa berhentinya haid sama sekali.
Dapat didiagnosa setelah 1 tahun tidak mengalami menstruasi. Masa pancaroba ini disertai dengan gejala-gejala yang khas. Pada premenopause timbul kelainan haid, sedangkan dalam postmenopause terjadi gangguan vegetatif seperti:
·         panas,
·         berkeringat dan palpitari,
·         gangguan psikis berupa labilitas emosi
gangguan organis yang bersifat atrofi alat kandungan dan tulang.

B.     Saran
Berikan asuhan yang tepat dan sesuai kebutuhan dengan wanita menopause, memberikan terapi hormon estrogen serta memberi bimbingan psiskis dan meberikan pendidikan kesehatan agar klien dapat mmengerti tentang perubahan pada dirinya

DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar